Senin, 11 Mei 2009

Pemamfaatn Media dan Sumber Pembelajaran

PEMANFAATAN MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
Oleh: Hendrayadi, S.Pd.I
(Guru PAI SMP Negeri 24 Padang)

A. Latar Belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memili media pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Tak bisa dipungkiri, dewasa ini media telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Di negara maju, media telah mempengaruhi hampir sepanjang waktu hidup seseorang. Bahkan seorang insinyur ternama Amerika Serikat, B. Fuller mengatakan bahwa media telah menjadi "orang tua ketiga" bagi anak (guru adalah orang tua kedua). Meskipun perkembangannya di Indonesia belum mencapai taraf seperti itu, namun kecenderungan ke arah itu sudah mulai tampak. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, peranan media juga tidak bisa diabaikan.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataanya bagian inilah yang masih sering terabaikan dengan berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dll. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan dalam hal media pembelajaran. Sesungguhnya betapa banyak jenis media yang bisa dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media memiliki karakteristik tertentu yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.

B. Hakekat Belajar dan Sumber Belajar
Istilah belajar sudah terlalu akrab dengan kehidupan kita sehari- hari. Di masyarakat, kita sering menjumpai penggunaan istilah belajar seperti: belajar membaca, belajar bernyanyi, belajar berbicara, belajar matematika. Masih banyak lagi penggunaan istilah, bahkan termasuk kegiatan belajar yang sifatnya lebih umum dan tak mudah diamati, seperti: belajar hidup mandiri, belajar menghargai waktu, belajar berumah tangga, belajar bermasyarakat, belajar mengendalikan diri, dan sejenisnya.
Kalangan awam pun mengetahui makna berbagai istilah belajar tersebut. Sebagai seorang guru, Anda tidak cukup hanya memahami makna belajar sebagaimana masyarakat awam. Mengapa? Karena memang tugas utama Anda sebagai guru adalah membuat orang belajar. Jadi, apa sebenarnya belajar itu ?
Belajar, merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup. Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya. Dengan demikian, hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Tentu saja, perubahan yang diharapkan adalah perubahan ke arah yang positip.
Jadi, sebagai pertanda bahwa seseorang telah melakukan proses belajar adalah terjadinya perubahan perilaku pada diri orang tersebut. Perubahan perilaku tersebut, misalnya, dapat berupa: dari tidak tahu sama sekali menjadi samar samar, dari kurang mengerti menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi terampil, dari anak pembangkang menjadi penurut, dari pembohong menjadi jujur, dari kurang taqwa menjadi lebih taqwa, dll. Jadi, perubahan sebagai hasil kegiatan belajar dapat berupa aspek kognitif, psikomotor maupun afektif.
Kegiatan belajar, sering dikaitkan dengan kegiatan mengajar. Begitu eratnya kaitan itu, sehingga keduanya sulit dipisahkan. Dalam percapakan sehari hari kita secara spontan sering mengucapkan istilah kegiatan "belajar mengajar menjadi satu kesatuan. Bahwa kedua kegiatan tersebut berkaitan erat adalah benar. Namun, benarkah bahwa agar terjadi kegiatan belajar harus selalu ada orang yang mengajar? Benar pulakah bahwa setiap kegiatan mengajar pasti selalu menghasilkan kegiatan belajar ? Jawabannya : belum tentu. Artinya, dalam setiap kegiatan belajar tidak harus selalu ada orang yang mengajar. Kegiatan belajar bisa saja terjadi walaupun tidak ada kegiatan mengajar. Begitu pula sebaliknya, kegiatan mengajar tidak selalu dapat menghasilkan kegiatan belajar.
Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat "mewakili" belajar untuk siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun menyajikan materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Guru hanya merupakan salah satu (bukan satu satunya) sumber belajar bagi siswa. Selain guru, masih banyak lagi sumber sumber belajar yang lain. Lalu, apa sebenamya sumber belajar itu?
Pada hakekatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi manusia sepanjang massa. Jika Anda sependapat dengan asumsi ini, maka pengertian sumber belajar merupakan konsep yang sangat luas meliputi segala yang ada di jagad raya ini.
Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan/latar.
Pesan, adalah ajaran atau informasi yang akan disampaikan oleh komponen belajar lain yang dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai dan data. Dalam sistem persekolahan, maka pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa.
Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah dan penyaji pesan. Contohnya: guru, dosen, pustakawan, petugas laboratorium, instruktur, widyaiswara, pelatih olah raga, tenaga ahli dan masih banyak lagi, bahkan termasuk siswa itu sendiri.
Bahan merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan pesan belajar, yang biasanya disajikan menggunakan peralatan tertentu. Contonya: buku teks, modul, transparansi (OHT), kaset program audio, kaset program video, pro¬gram slide, film.
Alat, adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya: OHP, Tape recorder, Video player, proyektor slide, proyektor film, komputer.
Teknik, yaitu prosedur atau langkah langkah tertentu yang disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan. MisaInya: demonstrasi, diskusi, praktikum, pembelajaran mandiri, sistem pendidikan terbuka/jarak jauh, tutorial tatap muka, dll.
Sedangkan latar/ lingkungan adalah situasi di sekitar terjadinya proses belajar mengajar dimana pembelajar menerima pesan. Lingkungan dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Contoh lingkungan fisik: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula, pasar, kebun, bengkel, pabrik, dll. Contoh lingkungan non fisik : tata ruang belajar, ventilasi udara, cuaca, kebisingan/ketenangan lingkungan belajar, dll. Ditinjau dari tipe atau asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua :
1). Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Sumber belajar semacam ini sering disebut bahan pembelajaran. Contohnya adalah: buku pelajaran, modul, program audio, program slide suara, transparansi (OHT)
2). Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain.
Jadi, begitu banyaknya sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar. Sekali lagi, guru hanya merupakan salah satu dari sekian banyak sumber belajar yang ada. Bahkan guru hanya salah satu sumber belajar yang berupa orang, selain petugas perpustakaan, petugas laboratorium, tokoh tokoh masyarakat, tenaga ahli/terampil, tokoh agama, dll.
Oleh karena setiap anak merupakan individu yang unik (berbeda satu sama lain), maka sedapat mungkin guru memberikan perlakuan yang sesuai dengan karakteristik masing masing siswa. Dengan begitu maka diharapkan kegiatan mengajar benar benar membuahkan kegiatan belajar pada diri setiap siswa. Hal ini dapat dilakukan kalau guru berusaha menggunakan berbagai sumber belajar secara bervariasi dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk berinteraksi dengan sumber sumber belajar yang ada.
Hal yang perlu perhatian adalah, agar bisa terjadi kegiatan belajar pada siswa, maka siswa harus secara aktif melakukan interaksi dengan berbagai sumber belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar hanya mungkin terjadi jika ada interaksi antara siswa dengan sumber sumber belajar. Dan inilah yang seharusnya diusahakan oleh setiap pengajar dalam kegiatan pembelajaran.

C. Media Pembelajaran
Peran guru adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang , melainkan juga sumber sumber belajar yang lain. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja dirancang untuk keperluan belajar, melainkan juga sumber belajar yang telah tersedia. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita pilih dan kita manfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kita.
Wujud interaksi antara siswa dengan sumber belajar dapat bermacam macam. Cara belajar dengan mendengarkan ceramah dari guru memang merupakan salah satu wujud interaksi tersebut. Namun belajar hanya dengan mendengarkan saja, patut diragukan efektifitasnya. Belajar hanya akan efektif jika si belajar diberikan banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu, melalui multi metode dan multi media. Melalui berbagai metode dan media pembelajaran, siswa akan dapat banyak berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki siswa. Barang kali perlu direnungkan kembali ungkapan populer yang mengatakan : Saya mendengar saya lupa, Saya melihat saya ingat, Saya berbuat maka saya bisa.
Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan mengajar (teaching aids). Alat bantu mengajar yang mula mula digunakan adalah alat bantu visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam belajar.
1. Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari "medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Banyak ahli yang memberikan batasan tentang media pembelajaran. AECT misalnya, mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar. Bagaimana hubungan media pembelajaran dengan media pendidikan ?
Media pendidikan , tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan juga merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi. Apabila kita bandingkan dengan media pembelajaran, maka media pendidikan sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian pendidikan itu sendiri. Sedangkan media pembelajaran sifatnya lebih mengkhusus, maksudnya media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidiikan adalah media pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk media pendidikan.
Apa pula bedanya dengan alat peraga, alat bantu guru (teach¬ing aids), alat bantu audio visual (AVA), atau alat bantu belajar yang selama ini sering juga kita dengar? Pada dasamya, semua istilah itu dapat kita masukkan dalam konsep media, karena konsep media merupakan perkembangan lebih lanjut dari konsep konsep tersebut.
Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/ konkrit. Alat bantu adalah alat (benda) yang digunakan oleh guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar. Audio Visual Aids (AVA) mempunyai pengertian dan tujuan yang sama hanya saja penekanannya pada peralatan audio dan visual. Sedangkan alat bantu belajarpenekanannya pada fihak yang belajar (pembelajar). Semua istilah tersebut, dapat kita rangkum dalam satu istilah umum yaitu media pembelajaran.
Satu konsep lain yang sangat berkaitan dengan media pembelajaran adalah istilah sumber belajar. Bagaimana kaitan antara media belajar dengan sumber belajar? Sebagaimana telah dibahas di muka, sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas daripada media belajar. Sumber belajar bisa berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik clan latar/lingkungan. Apa yang dinamakan me¬dia sebenarnya adalah bahan dan alat belajar tersebut. Bahan sering disebut perangkat lunak software, sedangkan alat juga disebut sebagi perangkat keras hardware. Transparansi, program kaset audio dan program video adalah beberapa contoh bahan belajar. Bahan belajar tersebut hanya bisa disajikan jika ada alat, misalnya berupa OHP, Radio kaset clan Video player. Jadi salah satu atau kombinasi perangkat lunak (bahan) dan perangkat keras (alat) bersama sama dinamakan media. Dengan demikian, jelaslah bahwa media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar.
Dengan demikian, kalau saat ini kita mendengar kata media, hendaklah kata tersebut diartikan dalarn pengertiannya yang terakhir, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar ( siswa ). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal hal tertentu, bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa.
2. Perkembangan Konsepsi Media Pembelajaran
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu satunya sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang diterbitikan pertama kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep dasar bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan. Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagai siswa melalui semua indera, terutama indera pandang dengar.
Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha usaha untuk membuat pelajaran abstrak menjadi lebih konkrit terus dilakukan. Dalarn usaha itu, Edgar Dale membuat klasifikasi 11. Tingkatan pengalaman belajar dari yang paling konkrit sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama "Kerucut Pengalaman" (Cone of Experience) dari Edgar Dale. Ketika itu, para pendidik sangat terpikat dengan kerucut pengalaman itu, sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam pemilihan jenis media yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu pada siswa.























abstrak
verba (1)
simbol visual (2)
radio (3)
film (4)
tv (5)
karya wisata (6)
demonstrasi (7)
partisipasi (8)
observasi (9)
/Z ~Pengalaman langsung kongkrit (10)


Gambar 1: Kerucut pengalaman Edgar Dale

D. Pemilihan dan Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
a. Pemilihan Media
Sebelum kita gunakan, media harus kita pilih secara cermat. Memilih media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran bukanlah pekerjaan yang mudah. Pemilihan itu rumit dan sulit, karena harus mempertimbangkan berbagai faktor.
1. Model pemilihan media
Anderson (1976) mengemukakan adanya dua pendekatan/model dalam proses pemilihan media pembelajaran, yaitu: model pemilihan tertutup dan model pemilihan terbuka. Pemilihan tertutup terjadi apabila alternatif media telah ditentukan "dari atas" (misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media itulah yang harus dipakai. Kalau toh kita memilih, maka yang kita lakukan lebih banyak ke arah pemilihan topik/pokok bahasan mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis tertentu. Misalnya saja, telah ditetapkan bahwa media yang digunakan adalah media audio. Dalam situasi damikian, bukanlah mempertanyakan mengapa media audio yang digunakan, dan bukan media lain? Jadi yang harus kita lakukan adalah memilih topik topik apa saja yang tepat untuk disajikan melalui media audio. Untuk model pemilihan terbuka, lebih rumit lagi.
2. Mengapa perlu pemilihan media?
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Akhir dari pemilihan media adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih.
Jadi, pemilihan media itu perlu kita lakukan agar kita dapat menentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu, pemilihan jenis media harus dilakukan dengan prosedur yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan masing masing.

b. Kriteria Pemilihan Media
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan di kemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut.
1. Tujuan
Apa tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk ranah kognitif, afektif, psikomotor, atau kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah media realia, audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak dan seterusnya.
2. Sasaran didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? bagaimana karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan seterusnya. Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih atau kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
3. Karakteristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya, sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik masing masing media. Karena kegiatan memilih pada dasamya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.
4. Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang tersedia/yang kita memiliki, cukupkah? Pertanyaan lain adalah, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran? Tak ada gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah kita buat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran temyata kita kekurangan waktu.
5. Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media. Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat, membeli atau menyewa media tersebut? Bisakah kita mengusahakan biaya tersebut/apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang hendak dicapai? Tidak mungkinkah tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang mahal belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar dibandingkan media sederhana dan murah.
6. Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran? Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan sarana untuk membuatnya? Kalau semua itu ada, pertanyaan berikutnya adalah tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses terjadinya gerhana matahari memang lebih efektif disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada video player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.
7. Konteks penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal? Dalam hal ini kita perlu merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.
8. Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah ada, misalnya program audio, video, grafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu teknis media tersebut, apakah visual jelas, menarik, dan cocok? Apakah suaranya jelas dan enak didengar? Jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk menggunakan media saja, lantas media yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya.

c. Prinsip prinsip Pemanfaatan Media
Ada beberapa prinsip umum yang perlu kita perhatikan dalam pemanfaatan media pembelajaran, yaitu:
1. Setiap jenis media, memiliki kelebihan dan kelemahan
Tidak ada satu jenis media yang cocok untuk semua proses pembelajaran dan dapat mencapai semua tujuan belajar. lbaratnya, tak ada satu jenis obat yang manjur untuk semua jenis penyakit.
2. Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang diperlukan
Namun harap diingat, bahwa penggunaan me¬dia yang terlalu banyak sekaligus dalam suatu kegiatan pembelajaran, justru akan membingungkan siswa dan tidak akan memperjelas pelajaran. Oleh karena itu gunakan media seperlunya, jangan berlebihan.
3. Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif. Lebih baik menggunakan media yang sederhana yang dapat mengaktifkan seluruh siswa daripada media canggih namun justru membuat siswa kita terheran heran pasif.

d. Manfaat Umum dan Khusus Media dalam Pembelajaran
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara. lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima oleh siswa-¬siswa lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, serta menarik minat siswa. Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa dan merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional. Singkatnya, media pembelajaran dapat membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media, guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga siswanya.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah, selalu kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum. Sering terjadi guru menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat memanfaatkan media secara maksimal.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program program pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa banyak sumber sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan dalam belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber sumber ilmu pengetahuan. Kemampuan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.




e. Manfaat Praktis Media dalam Pembelajaran
Manfaat praktis media pembelajaran antara lain:
1. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit
Arus listrik misalnya dapat dijelaskan melalui media grafis berupa simbol simbol dan bagan. Demikian pula materi pelajaran yang rumit dapat disajikan secara lebih sederhana dengan bantuan media. Misalnya materi yang membahas rangkaian peralatan elektronik atau mesin dapat disederhanakan melalui bagan skema yang sederhana.
2. Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu
Sesuatu yang terjadi di luar ruang kelas, bahkan di luar angkasa dapat dihadirkan di dalam kelas melalui bantuan me¬dia. Demikian pula beberapa peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, dapat kita sajikan di depan siswa sewaktu waktu. Dengan media pula suatu peristiwa penting yang sedang terjadi di benua lain dapat dihadirkan seketika di ruang kelas.
3. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
Obyek obyek pelajaran yang terlalu kecil, terlalu besar atau terlalu jauh, dapat kita pelajari melalui bantuan media. Demikian pula obyek berupa proses/kejadian yang sangat cepat atau sangat lambat, dapat kita saksikan dengan jelas melalui me¬dia, dengan cara memperlambat, atau mempercepat kejadian. Misalnya, proses perkembangan janin dalam kandungan selama sembilan bulan, dapat dipercepat dan disaksikan melalui me¬dia hanya dalam waktu beberapa menit saja. Sebaliknya, ketika anak belajar teknik menendang bola atau melakukan smash permainan bulu tangkis yang sangat cepat, dapat dipelajari dengan cara memperlambat gerakan tersebut melalui bantuan media (slow motion). Media juga dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas. Peristiwa terjadinya gerhana matahari total yang jarang sekali terjadi, dapat disaksikan oleh siswa setiap saat melalui media rekaman. Terjadinya gunung meletus yang berbahaya dapat pula disaksikan siswa di kelas melalui media. Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa.

E. Jenis Media dan Karakteristiknya
a. Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai dari yang paling sederhana dan murah sampai media yang paling canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula me¬dia yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran. Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah.
Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain seperti gambar, model, overhead projektor (OHP) dan obyek obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), serta program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenamya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Meskipun demikian, sebagai seorang guru alangkah baiknya Anda mengenal beberapa jenis media pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mendorong kita untuk mengadakan dan memanfaatkan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan sebagai berikut:
No. Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran
1. Audio Kaset audio, siaran radio, CID, telepon
2. Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3. Audio cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4. Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5. Proyeksi audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara.
6. Visual gerak Film bisu
7. Audio visual gerak Film gerak bersuara, video NCD, televisi
8. Obyek fisik Benda nyata, model, spesimen
9. Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran
10. Komputer CAI (pembelajaran berbantuan komputer) dan CBI (pembelajaran berbasis komputer)

Sementara itu, Schramm (1985) menggolongkan media atas dasar kompleksnya suatu media. Atas dasar itu, Schramm membagi media menjadi dua golongan yaitu: media besar (media yang mahal dan kompleks) dan media kecil (media sederhana dan murah). Termasuk media besar misalnya: film, televise, dan video NCD, sedangkan yang termasuk media kecil misalnya: slide, audio, transparansi, dan teks. Selain itu Schramm juga membedakan media atas dasar jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak), media kelompok (liputannya seluas ruangan tertentu), dan media individual (untuk perorangan). Termasuk media masal adalah radio dan televisi. Termasuk media kelompok adalah: kaset audio, video, OHP, dan slide. Sedangkan yang termasuk media individual adalah: buku teks, telepon, dan program komputer pembelajaran (CAI).
Sementara itu, dari sekian banyak jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, Henich dkk (1996) membuat klasifikasi media yang lebih sederhana sebagai berikut: (1) media yang tidak diproyeksikan, (2) media yang diproyeksikan, (3) media audio, (4) media video, (5) media berbasis komputer, dan (6) multi media kit.
Dari beberapa pengelompokkan media tersebut, kita dapat melihat bahwa hingga kini belum ada suatu pengelompokkan media yang mencakup segala aspek, khususnya untuk keperluan pembelajaran. Pengelompokkan yang ada, dilakukan atas bermacam-¬macam kepentingan. Masih ada pengelompokan yang dibuat oleh ahli lain. Namun apapun dasar yang digunakan dalam pengelompokan itu, tujuannya sama yaitu agar orang lebih mudah mempelajarinya.

b. Karakteristik Media
Setiap jenis media, mempunyai karakteristik (kekhasan) tertentu, yang berbeda beda satu sama lain. Masing masing media tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak semua jenis media yang disebutkan di atas akan dibahas di sini. Untuk mempermudah pembahasan, kita akan menggunakan pengelompokkan media seperti yang dikemukakan oleh Henich. Namun karena pertimbangan praktis, maka jenis media yang akan dibahas di sini hanya dipilih beberapa media yang biasa digunakan dalam pembelajaran.
1. Media yang tidak diproyeksikan
Kelompok media ini sering disebut sebagai media pameran (dis¬played media). Jenis media yang tidak diproyeksikan antara lain; realia, model, dan grafis. Ketiga jenis media ini dapat dikategorikan sebagai media sederhana yang penyajiannya tidak memerlukan tenaga listrik. Walaupun demikian media ini sangat penting bagi siswa karena mampu menciptakan kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup dan lebih menarik.
(a). Media realia
Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya. Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya. Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya, dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya. Media realia sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Misalnya untuk mempelajari binatang langka, siswa diajak melihat badak yang ada di kebun binatang. Selain observasi dalam kondisi aslinya, penggunaan media realia juga dapat dimodifikasi. Modifikasi media realia bisa berupa: potongan benda (cutaways), benda contoh (specimen), dan pameran (exhibid).
Cara potongan (cutaways) adalah benda sebenarnya tidak digunakan secara utuh atau menyeluruh, tetapi hanya diambil sebagian saja yang dianggap penting dan dapat mewakili aslinya. Misalnya binatang langka hanya diambil bagian kepalanya saja. Benda contoh (specimen) adalah benda asli tanpa dikurangi sedikitpun. Yang dipakai sebagai contoh untuk mewakili karakter dari sebuah benda dalam jenis atau kelompok tertentu. Misalnya beberapa ekor ikan hias dari jenis tertentu, yang dimasukkan dalam sebuah toples berisi air untuk diamati di dalam kelas. Pameran (exhibit) menampilkan benda benda tertentu yang dirancang seolah olah berada dalam lingkungan atau situasi aslinya. Misalnya senjata senjata kuno yang masih asli ditata dan dipajang seolah olah mengambarkan situasi perang pada jaman dulu.
Secara teori, penggunaan media realia ini banyak kelebihannya, misalnya dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Namun dalam prakteknya banyak benda benda nyata yang tidak mudah dihadirkan dalam bentuk yang sebenarnya yang disebabkan oleh keterbatasan keterbatasan tertentu. Oleh karena itu perlu ada jenis media lain sebagai penggantinya, seperti dijelaskan berikut ini.
(b). Media model
Media model diartikan sebagai benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan realia. Model suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lebih kecil atau sama dengan benda sesungguhnya. Model juga bisa dibuat dalam wujud yang lengkap seperti aslinya, bisa juga lebih disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri yang penting. Contoh model adalah: candi borobudur, pesawat terbang atau tugu monas yang dibuat dalam bentuk mini.
(c). Media grafis
Media grafis tergolong jenis media visual yang menyalurkan pesan lewat simbol simbol visual. Grafis juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dijelaskan melalui penjelasan verbal saja. Banyak konsep yang justru lebih mudah dijelaskan melalui gambar daripada menggunakan kata kata verbal. Ingat ungkapan "Satu gambar berbicara seribu kata".
Semua media grafis, baik itu berupa gambar, sketsa bagan, grafik atau media visual yang lain harus dibuat dengan memperhatikan prinsip prinsip umum. Sebagai salah satu media visual, grafis harus diusahakan memenuhi ketentuan ketentuan agar menghasilkan visual yang komunikatif. Untuk lebih mudah diingat, ketentuan tersebut dinyatakan dalam akronim "VISUALS" (singkatan dari Visible, Interesting, Simple, Useful, Accurate, Ligitimate, dan Structured). Secara singkat prinsip umum pembuatan visual itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
Visible berarti mudah dilihat oleh seluruh sasaran didik yang akan memanfaatkan media yang kita buat. Interesting artinya menarik, tidak monoton dan fidak membosankan. Simple artinya sederhana, singkat, dan tidak berlebihan. Useful maksudnya adalah visual yang ditampilkan harus dipilih yang benar-benar bermanfaat bagi sasaran didik. Jangan menayangkan tulisan terlalu banyak yang sebenamya kurang penting. Accurate artinya isinva harus benar dan tepat sasaran. Jika pesan yang dikemas dalam media visual salah, maka dampak buruknya akan sulit terhapus dari ingatan siswa. Legitimate adalah bahwa visual yang ditampilkan harus sesuatu yang sah dan masuk akal. Visual yang tidak logis atau tidak lazim akan dianggap janggal oleh anak. Structured maksudnya visual harus terstruktur atau tersusun dengan baik, sistematis, dan runtut sehingga mudah dipahami pesannya.
Media grafis banyak jenisnya, misalnya: gambar/foto, sketsa, bagan, diagram, grafik, poster, kartun dan sebagainya. Berikut ini dijelaskan beberapa diantara jenis grafis tersebut.
1). Gambar/foto
Gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai dalam pembelajaran. Gambar/foto sifatnya universal, mudah dimengerti, dan tidak terikat oleh keterbatasan bahasa. Beberapa kelebihan media gambar/foto antara lain:
• sifatnya konkrit
• dapat mengatasi batasan ruang, waktu dan indera
• harganya relatif murah serta mudah dibuat dan digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Selain kelebihan, gambar/foto juga memiliki kelemahan, antara lain:
• hanya menekankan pada persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat terlihat oleh sekelompok siswa.
• jika gambar terlalu kompleks, akan kurang efektif untuk tujuan pembelajaran tertentu.
Agar lebih bermanfaat dalam pembelajaran, maka gambar/foto hendaknya memenuhi persyaratan berikut :
• otentik, artinya dapat menggambarkan obyek/peristiwa seperti jika siswa melihat langsung
• sederhana, artinya harus menunjukkan dengan jelas bagian bagian pokok dari gambar tersebut
• ukurannya proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran sesungguhnya benda/obyek yang digambar. Caranya antara lain dengan mensejajarkan gambar/foto tersebut dengan benda lain yang sudah dikenal siswa. Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2). Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian bagian pokoknya tanpa detail. Selain dapat menarik perhatian siswa, sketsa dapat menghindarkan verbalisme dan memperjelas pesan. Sketsa dapat dibuat langsung oleh guru, karena itu harganya pasti murah (bahkan bisa tanpa biaya). Satu¬-satunya hambatan yang sering dikemukakan adalah guru tidak bisa menggambar. Padahal setiap orang pasti memiliki kemampuan dasar mengganbar, dan itu sudah cukup sebagai modal membuat sketsa untuk memperjelas sajian kita.
3). Diagram/skema
Diagram/skema merupakan suatu gambar sederhana yang menggunakan garis garis dan simbol simbol. Diagram menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan yang ada antara komponennya atau sifat sifat proses yang ada di sana. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk untuk memahami komponen dan mekanisme kerja peralatan tertentu. Misalnya kalau kita membeli peralatan elektronik, biasanya disertai sebuah diagram mengenai komponen alat tersebut, fungsi, dan cara pengoperasian. Jika digunakan dalam pembelajaran, diagram bisa menyederhanakan sesuatu yang kompleks sehingga dapat membantu memperjelas penyajian guru. Kelebihannya diagram dapat menyajikan materi yang luas dan kompleks menjadi lebih padat dan sederhana. Namun untuk bisa memahami diagram, siswa harus memiliki atar belakang tentang materi yang didiagramkan. Diagram yang baik haruslah:
• benar datanya
• rapi
• diberi judul dan penjelasan seperlunya
• ukurannya cukup dan dapat dilihat oleh siswa dalam jumlah yang diinginkan
• penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum (dari kiri ke kanan).
4). Bagan/chart
Fungsi bagan/chart yang pokok adalah menyajikan ide ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Bagan mampu memberikan ringkasan butir butir penting dari suatu penyajian. Dalam bagan/chart sering dijumpai bentuk grafis yang lain seperli gambar, diagram, kartun atau lambang verbal. Agar menjadi media yang baik, bagan hendaknya dibuat:
• secara sederhana
• lugas
• tidak berbelit belit
• up to date.
Ada beberapa macam bentuk bagan, yaitu: bagan pohon, bagan arus dan bagan garis waktu. Bagan pohon biasanya digunakan untuk menunjukkan sifat, komposisi atau hubungan antar kelas (strata). Contoh bagan pohon yang paling mudah ditemukan di sekolah adalah bagan tentang struktur organisasi OSIS. Bagan arus untuk menggambarkan hubungan atau langkah langkah suatu kegiatan. Sedangkan bagan garis waktu untuk menggambarkan hubungan antara peristiwa dengan waktu secara kronologis.
5). Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Grafik digunakan untuk menjelaskan perkembangan atau perbandingan suatu obyek yang saling berhubungan. Grafik biasanya disusun berdasarkan prinsip matematika dan menggunakan data komparatif. Ada beberapa. bentuk grafik, antara lain: grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar. Beberapa kelebihan grafik dalam pembelajaran antara lain:
• memungkinkan kita mengadakan analisis, penafsiran dan perbandingan antar data data yang disajikan, baik dalam ukuran, jumlah, pertumbuhan, maupun arah tertentu
• bermanfaat untuk mempelajari hubungan kuantitatif antar beberapa data
• penyajian pesannya cepat, jelas, menarik, ringkas, dan logis.
Semakin rumit data yang akan disajikan akan semakin efektif bila disajikan melalui grafik. Grafik yang baik haruslah:
• jelas untuk dilihat dan dibaca siswa
• hanya menyajikan satu ide/pokok masalah
• menggunakann warna warna kontras dan harmonis
• dibuat secara ringkas dan diberikan judul
• sederhana, menarik, teliti dan mampu "berbicara sendiri" (begitu siswa membaca, langsung mengerti maksudnya).

2. Media yang diproyeksikan
(a). Transparansi OHP
Berbeda dengan media media visual terdahulu yang tidak memerlukan alat penyaji, transparansi OHP visualnya diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor. Media ini terdiri dari dua perangkat, yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat lunaknya berupa transparansi yang disebut OHT (overhead transparancy). Sedangkan perangkat lunaknya adalah OHP (overhead pro¬jector). Beberapa kelebihan media transparansi OHP adalah:
• tidak memerlukan ruangan gelap, sehingga aktivitas belajar siswa dapat berjalan seperti biasa
• praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas dan ruangan, dan bisa disajikan tanpa layar khusus (dapat langsung ke dinding kelas)
• memberi kemungkinan siswa mencatat informasi yang ditayangkan
• bisa disajikan dengan berbagai variasi yang menarik sehingga tidak membosankan
• transparansi dapat dicopy dan dibagikan kepada siswa sebagai hand out
• dapat dipakai guru sebagai pointer (pokok pokok materi)
• dapat dipakai berulang ulang
• guru dapat mengatur, mengurutkan, dan merevisi materi yang akan disajikan
• guru bebas mengatur waktu, kecepatan, dan teknik penyajiannya
• mudah pembuatannya, tulisan dapat dihapus, ditambah, atau dikurangi serta mudah pengoperasiannya
• visual yang disajikan jauh lebih menarik dibandingkan kalau hanya digambar di papan tulis
• guru dapat bertatap muka (tidak perlu membelakangi siswa) sambil menggunakan OHP
• lebih bersih dan sehat jika dibandingkan dengan menggunakan kapur dan papan tulis
Meskipun banyak kelebihannya media ini juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan, yaitu:
• tergantung pada adanya aliran listrik
• urutan penyajianya mudah kacau jika sebelumnya tidak dipersiapkan secara sistematis
• bagi sekolah sekolah tertentu, pengadaan peralatannya masih dirasakan mahal
• bila rusak, misalnya lampunya putus, suku cadangnya sulit diperoleh, khususnya untuk sekolah yang jauh dari kota besar
• untuk jenis OHP tertentu, tidak mudah dibawa kemana¬-mana.
Oleh karena media OHP ini sudah banyak dimiliki dan digunakan oleh banyak sekolah, maka pemanfaatan media ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian akhir modul ini.
(b). Film Bingkai/slide
Film bingkai/slide adalah suatu film transparan yang umumnya berukuran 35 mm. Dalam satu paket program film bingkai berisi beberapa bingkai film yang terpisah satu sama lain. Sebagai suatu program, maka durasi (lama putar) film bingkai sangat bervariasi, tergantung jumlah bingkai filmnya. Waktu yang diperlukan untuk menayangkan setiap bingkai juga bervariasi. Film bingkai ada juga yang dilengkapi dengan paralatan audio, sehingga selain gambar, juga bisa menyajikan suara. Film bingkai yang dilengkapi dengan audio dinamakan film bingkai suara atau slide suara. Dalam beberapa hal, manfaat film bingkai ini sebenarnya hampir sama dengan transparansi OHP, hanya saja kualitas visual yang dihasilkan jauh lebih bagus. Dengan demikian potensi dan kelebihan yang ada pada transparansi OHP juga dimiliki oleh film bingkai. Kelemahan media ini dibandingkan OHP adalah biaya produksi dan peralatannya lebih mahal. Pengoperasiannya juga kurang praktis. Untuk menyajikan film bingkai ini diperlukan alat yang disebut proyektor slide. Karena faktor kemahalan dan kurang praktis tersebut, maka penggunaan media ini kurang populer di sekolah. Apalagi saat ini sudah ada program komputer yaitu Power Point yang lebih murah dan lebih praktis penggunaannya.

3. Media Audio
Media audio yang dibahas di sini khusus kaset audio karena media inilah yang paling sering digunakan di sekolah. Program kaset audio termasuk media yang sudah memasyarakat hingga ke pelosok pedesaan. Program kaset audio merupakan sumber yang cukup ekonomis karena biaya yang diperlukan untuk pengadaan dan perawatan cukup murah. Beberapa kelebihan program audio adalah:
• materi pelajaran yang sudah terekam tak akan berubah, jika diperlukan bisa digandakan berkali kali sesuai jumlah yang dibutuhkan.
• untuk jumlah sasaran yang banyak, biaya produksi dan penggandaannya relatif murah
• jika diperlukan, rekaman dapat dihapus dan kasetnya masih dapat dipergunakan
• peralatan penyajinya (tape recorder) juga termasuk murah bila dibandingkan dengan peralatan audio visual lainnya
• pengoperasian dan perawatannya juga mudah, tempat perbaikannya mudah ditemukan di sekitar sekolah
• program kaset audio dapat menyajikan kegiatan, materi pelajaran dan sumber belajar yang berasal dari luar kelas/sekolah seperti: hasil wawancara, rekaman peristiwa, dan dokumentasi sehingga dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
Program audio sangat cocok untuk menyajikan materi pelajaran yang bersifat auditif, seperti pelajaran bahasa asing dan seni suara. Program audio mampu menciptakan suasana yang imajinatif dan membangkitkan sentuhan emosional bagi siswa. Dalam pelajaran sejarah misalnya, kita tidak mungkin memperoleh suara asli patih Gajahmada. Melalui program audio, secara imajinatif kita bisa menghadirkan suara tokoh Gajahmada yang gagah berani dan patriotik. Program ini bisa digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan pesan afektif kepada siswa sehingga memberikan kesan mendalam di hati siswa. Adapun kelemahannya adalah:
• daya jangkaunya terbatas, tidak bisa didengarkan secara masal (kecuali disiarkan melalui radio)
• jika jumlah sasarannya sedikit dan hanya sekali pakai, maka biaya produksi manjadi mahal
• cenderung verbalistik karena semua informasi hanya disajikan melalui suara, sehingga sulit dipergunakan untuk menyajikan materi yang bersifat sangat teknis, praktek, dan eksak.

4. Media video
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual. Jenis media audio visual lain misalnya film. Tetapi yang akan dibicarakan di sini hanyalah media video, karena media inilah yang sudah banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran. Sebagian besar fungsi film sudah bisa digantikan oleh media video. Biaya produksi dan perawatan video juga lebih murah. dibandingkan film. Pengoperasianyapun jauh lebih praktis. Sehingga tak heran bila media video saat ini lebih populer dan diminati dibandingkan media film. Oleh sebab itu saat ini media video telah banyak diproduksi untuk keperluan pembelajaran.
Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran di sekolah bukan lagi sesuatu yang aneh. Saat ini banyak sekolah yang telah memiliki dan memanfaatkan program video pembelajaran di sekolah. Media video memiliki banyak kelebihan dibanding OHP, slide, dan audio. Sebagai media audio visual, video dapat menampilkan suara, gambar, dan gerakan, sekaligus. Sehingga media ini efektif untuk menyajikan berbagai topik pelajaran yang sulit disampaikan melalui informasi verbal.
Kemampuan video untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak siswa melanglang buana walaupun dibatasi oleh dinding ruang kelas. Obyek obyek yang terlalu kecil, terlalu besar atau obyek langka dan berbahaya dapat dihadirkan ke ruang kelas. Bahkan video dapat menghadirkan obyek yang hanya ada di lain benua dan luar angkasa. Singkatnya, media ini mampu "membawa dunia ke dalam kelas" .
Pesan yang dapat disajikan melalui video dapat bersifat fakta (obyek, kejadian, atau informasi nyata), dapat pula bersifat fiktif. Pada mata pelajaran yang banyak mempelajari keterampilan motorik, media video sangat diperlukan. Dengan kemampuanya untuk menyajikan gerakan lambat (slow motion), maka media ini akan memudahkan siswa mempelajari prosedur gerakan tertentu secara lebih rinci dan jelas.
Sekarang, media ini biasanya dikemas dalam bentuk VCD (video compact disc). Beberapa tahun lalu, media ini masih dianggap terlalu mahal untuk digunakan di sekolah. Tetapi saat ini harganya sudah terjangkau oleh masyarakat hingga ke lapisan bawah. Harga satu keping VCD hampir sama dengan kaset audio. Dengan demikian, media video ini layak kita jadikan sebagai salah satu pilihan untuk dimanfaatkan secara. maksimal dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Meskipun demikian, akhir-akhir ini kehebatan program video masih terkalahkan oleh program pembelajaran berbantuan komputer. Media komputer memiliki hampir semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara, dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas. Oleh karena itu media komputer dapat dimasukkan dalam kelompok multi¬media.
Pada modul ini media komputer memang tidak kita bahas lebih jauh lagi. Sebab untuk membahasnya diperlukan kondisi yang lebih khusus. Namun tidak lama lagi, setiap kali membahas media pembelajan, media ini mau tak mau akan menjadi media yang harus kita bahas lebih mendalam. Tidak lama lagi penggunaan media komputer dalam pembelajaran diperkirakan semakin mendesak. Perkembangan media pembelajaran memang akan terus berlanjut, seiring dengan pesatnya kemajuan iptek terutama bidang tekologi komunikasi dan informasi. Untuk itu sebagai pendidik, kita perlu mengikuti perkembamgan itu.

F. Pembuatan dan Penyajian Media Transparansi
Sejauh ini, papan tulis dianggap sebagai media yang paling praktis dan murah, sehingga setiap ruang kelas hampir pasti memilikinya. Tetapi papan tulis memiliki berbagai kelemahan misalnya dalam hal keterbatasan jangkauan, kurangnya daya tarik, dan hanya dapat dipakai secara langsung (tidak bisa dipersiapkan sebelumnya). Sementara penggunaan proyektor slide atau film, meskipun dipandang dapat mengatasi kelemahan papan tulis tersebut, namun biayanya mahal dan kurang praktis pengoperasiannya. Penggunaan OHP bisa dianggap sebagai "jalan tengah" antara media tradisional papan tulis dengan media audio visual modern lainnya.
Karena berbagai keterbatasan, modul ini tidak mungkin membicarakan pemanfaatan semua jenis media. Dengan pertimbangan praktis, bagian ini hanya akan membahas pembuatan dan penyajian media transparansi OHP. Diantara beraneka macam media yang telah kita bicarakan, media transparansi agaknya merupakan media yang cukup populer penggunaannya di sekolah. Hampir semua sekolah telah memiliki peralatan OHP, namun pemanfaatannya belum maksimal. Oleh karena itu, jenis media ini sengaja dibahas secara lebih detail dalam modul ini.
Dibandingkan dengan media pembelajaran modern lainnya (slide, film, video), OHP merupakan "alat bantu mengajar tatap muka sejati". Anggapan ini bisa dimaklumi, sebab untuk menggunakan OHP tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Selain itu, dengan ruang kelas yang tidak perlu gelap, aktivitas siswa dapat berlangsung seperti biasa, dapat saling melihat dan tetap dapat sambil mencatat. Keadaan seperti ini membuat aktivitas belajar tidak terganggu.

a. Perangkat Media Transparansi
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, media transparansi terdiri dari perangkat keras (OHP) dan perangkat lunak (OHT). Untuk mengenal lebih jauh, masing masing perangkat dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
1. Overhead proyektor (OHP)
Dalam kelompok peralatan proyeksi, OHP merupakan peralatan yang paling sederhana. Peralatan OHP hanya menggunakan sistem optik (lensa lensa) dan elektronik (kipas pendingin dan lampu proyektor). Ada beberapa model atau bentuk OHP, tetapi pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang sama. Perbedaannya adalah beberapa fasilitas tambahan dan variasinya. Bentuk OHP yang biasa dipakai di sekolah pada umumnya terdiri atas lampu, reflektor dan kipas pendingin ditempatkan dalam kotak bagian bawah. Hal ini menyebabkan bentuk dan ukurannya menjadi besar, sehingga mengurangi kepraktisannya. Namun bentuk OHP yang demikian memiliki kelebihan yaitu lebih tahan untuk dinyalakan lebih lama, karena udara panas akibat nyala lampu dapat dihembuskan ke luar oleh kipas pendingin. Ada jenis OHP lain yang dirancang agar lebih praktis dan mudah di bawa kemana mana. Bentuk OHP ini lebih ramping dan bersifat portable.
Pada OHP jenis tersebut, lampu proyektor dipasang menjadi satu dengan lensa. Tipe ini tidak dilengkapi dengan kipas pendingin. Jadi tidak diperlukan lagi bagian kotak besar seperti pada jenis OHP yang pertama. Karena itu, OHP jenis ini lebih tipis, ringan dan jika dilipat hanya setebal tas sehingga lebih mudah dibawa kemana mana. Meskipun demikian, jenis OHP ini akan cepat panas sehingga jika terlalu lama dinyalakan lampunya mudah putus.
2. Overhead transparancy (OHT)
OHT sering disebut transparancy film atau transparansi. Terbuat dari bahan plastik tembus cahaya sehingga visual dapat diproyeksikan. Lembaran plastik biasanya berukuran 26,5 x 21 cm. Ada beberapa kualitas plastik yang bisa digunakan, mulai dari yang mahal dan bermerk khusus hingga yang paling murah, bahkan bisa saja menggunakan plastik seperti yang dipakai untuk taplak meja. Di atas transparansi itu, guru bisa menyiapkan tulisan jauh sebelum penyajian atau bisa langsung menulis sambil mengajar.

b. Teknik Pembuatan Media Transparansi
Ada dua cara yang dapat Anda lakukan untuk menghasilkan transparansi, yaitu:
1. Dengan cara mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu, antara lain:
a. Mencetak dengan bantuan komputer, baik dengan full color (berwarna) maupun mono colour (hitam). Hal ini bisa menggunakan plotter maupun laser ink jet printer
b. Membuat gambar/tulisan dalam selembar kertas atau mengambil dari buku, lalu difotocopy dalam plastik transparansi khusus
c. Melalui proses fotografi yang dicetak dalam film transparansi., dan masih ada cara cara lain
2. Membuat sendiri secara manual
Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh guru dengan cepat, sederhana dan murah. Secara singkat , teknik pembuatannya dijelaskan sebagai berikut :
a. Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan, yaitu: plastik transparansi (sesuai kualitas yang dikehendaki), OHT pen (marker pen) atau spidol pemanen, minyak penghapus (eceton), kapas dan alat bantu tulis lain yang diperlukan. Bila diperlukan sediakan pula bingkai OHT.
b. Siapkan draft yang akan ditrasparansikan dengan pensil pada kertas, lalu dijiplak ke dalam transparansi. Sesuaikan ketentuan ukurannya dengan bidang proyeksi.
OHT dapat dibuat dalam beberapa bentuk dan teknik sajian, misalnya: bentuk tunggal, tumpang tindih (overlay), bentuk ibuka tutup (masking), bentuk yang diberikan lapisan transparansi berwarna.
Selain itu, dalam membuat rancangan visual dalam transparansi, perlu juga diperhatikan perhatikan beberapa tips berikut.
• Gunakan huruf dengan ukuran minimal 0,6 cm. Jika Anda mengunakan huruf yang lebih kecil dari itu, maka hasil tayangan akan sulit terbaca oleh siswa yang duduk di belakang
• Luas bidang transparansi yang ditulisi jangan melebihi ukuran 18x22 cm. Jika melebihi, maka akan ada sebagian tulisan yang tidak tampak dalam tayangan
• Sebaiknya dalam satu lembar transparansi tidak lebih dari enam baris tulisan. Setiap baris maksimal berisi enam kata. Jika lebih dari itu, transparansi akan terlihat terlalu "ramai"
• Dalam satu lembar transparansi usahakan hanya berisi satu topik permasalahan. Setiap transparansi agar diberi judul. Jika satu lembar transparansi belum cukup untuk menuangkan satu topik tertentu, bisa disambung pada transparansi yang lain dengan diberi judul yang sama
• Bila transparansi diberi bingkai, maka pada ruang bingkai dapat diberi catatan kecil yang dianggap perlu
• Lembar transparansi sebaiknya tidak hanya berisi tulisan, tetapi dikombinasikan dengan gambar, bagan, grafik, foto, skema atau simbol simbol visual lain, agar lebih menarik dan tidak membosankan. Tulisan dan gambar diusahakan proporsional/seimbang
• Agar tayangan lebih menarik, gunakan variasi warna dan bentuk huruf. Namun pemakaian wama jangan berlebihan, maksimal empat warna agar tidak terlalu ramai.


c. Teknik Penyajikan Transparansi OHP
Untuk dapat menyajikan media transparansi dengan baik, ada baiknya Anda perhatikan saran saran berikut:
a. Susunlah semua transparan yang akan Anda sajikan dengan rapi. Untuk memudahkan urutan sajian, sebaiknya setiap lembar transparan diberi nomor urut, mulai transparan pertama sampai terakhir berdasarkan urutan sajian
b. Letakkan transparan terlebih dahulu di atas OHP dengan baik, kemudian baru nyalakan lampunya
c. Periksa arah cahaya, apakah posisi tayangan sudah tepat pada layar. Arah tayang yang tidak tepat akan membentuk efek keystone (menyempit pada salah satu sisinya). Jika mungkin, posisi layar bagian atas dibuat agak ke depan
d. Aturlah letak posisi transparansi dan ketepatan fokusnya sehingga memperoleh hasil visual yang baik
e. Penerangan dalam ruangan tetap seperti biasa (kecuali jika ada cahaya kuat yang masuk ke ruang, maka lampu di dekat layar bisa dimatikan)
f. Gambar/tulisan yang tertayang pada layar harus dapat terlihat dengan mudah oleh seluruh siswa. Siswa harus dapat melihat dengan bebas tanpa terhalang oleh guru atau siswa lain
g. Selama penyajian, tetaplah menghadap ke arah siswa. Hindari membaca tulisan pada layar (kecuali ketika mengontrol ketepatan fokus dan posisi tayangan)
h. Jangan menunjuk nunjuk tulisan/gambar yang ada di layar, tetapi tunjuklah tulisan/gambar pada transparan di OHP
i. Tunjukkan bagian materi yang sedang Anda bicarakan. Sebaiknya tidak menunjuk tulisan dengan menggunakan jari tetapi gunakan alat tunjuk, misalnya pensil yang runcing
j. Jika dianggap perlu, tutuplah sebagian permukaan transparan menggunakan kertas, kemudian dibuka berangsur angsur sesuai materi yang dijelaskan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mengarahkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan atau untuk memancing rasa keingintahuan (penasaran) siswa terhadap bagian tulisan yang masih tertutup. Sebagai variasi, Anda juga bisa menggunakan trasparansi bentuk overlay, masking atau billboarding
k. Bila diperlukan, Anda bisa menulis pada transparans untuk memperjelas sajian, atau menambahkan penjelasan yang baru saja Anda ingat. Sebaiknya tambahan penjelasan tersebut ditulis pada lembar plastik kosong yang ditumpangkan di atas tranparans yang sedang disajikan. Dengan demikian transparan aslinya tidak tercoret coret sehingga masih dapat digunakan lagi pada kesempatan lain
l. Segera matikan OHP jika tayangan tidak diperlukan lagi. Hal ini untuk menghindari OHP yang terIalu panas yang dapat merusak lampu. Harap diperhatikan bahwa kerusakan OHP yang paling sering terjadi adalah putus lampunya. Lebih lebih untuk tipe OHP yang tidak menggunakan kipas pendingin.
m. Simpanlah lembar lembar transparans ke dalam map. Setiap lembar sebaiknya dilapisi selembar kertas untuk memisahkan dengan lembar lainnya agar tulisan tidak cepat rusak dan tidak lengket ketika diambil. Pemberian kertas pemisah, juga dimaksudkan agar transparan mudah terbaca pada saat dipilih pilih sebelum penayangan.

G. Penutup
Pada hakekatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi manusia sepanjang massa. Jika Anda sependapat dengan asumsi ini, maka pengertian sumber belajar merupakan konsep yang sangat luas meliputi segala yang ada di jagad raya ini.
Jadi, begitu banyaknya sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar. Sekali lagi, guru hanya merupakan salah satu dari sekian banyak sumber belajar yang ada. Bahkan guru hanya salah satu sumber belajar yang berupa orang, selain petugas perpustakaan, petugas laboratorium, tokoh tokoh masyarakat, tenaga ahli/terampil, tokoh agama, dll.
Hal yang perlu perhatian adalah, agar bisa terjadi kegiatan belajar pada siswa, maka siswa harus secara aktif melakukan interaksi dengan berbagai sumber belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar hanya mungkin terjadi jika ada interaksi antara siswa dengan sumber sumber belajar. Dan inilah yang seharusnya diusahakan oleh setiap pengajar dalam kegiatan pembelajaran.
Media merupakan salah satu komponen pembelajaran,oleh karena itu media tidak bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Banyak jenis media yang bisa dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media memiliki karakteristik tertentu yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.
Melalui berbagai metode dan media pembelajaran, siswa akan dapat banyak berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki siswa. Barang kali perlu direnungkan kembali ungkapan populer yang mengatakan : Saya mendengar saya lupa, Saya melihat saya ingat, Saya berbuat maka saya bisa.
Media pendidikan, tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan juga merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi. Apabila kita bandingkan dengan media pembelajaran, maka media pendidikan sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian pendidikan itu sendiri. Sedangkan media pembelajaran sifatnya lebih mengkhusus, maksudnya media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidiikan adalah media pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk media pendidikan.
Pemanfaatan media pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu agar kegiatan pembelajaran lebih efektif mencapai tujuan dan efisien dalam hal tenaga, waktu dan beaya. Sayangnya, masih ada yang beranggapan bahwa penggunaan media akan menambah pekerjaan guru yang waktunya telah habis untuk mengejar target kurikulum.



REFERENSI

Arsyad, Azhar. 2004. Media pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Setiawan, Didang. et.al. 2006. Pedoman pengembangan bahan ajar. Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI.

Sasonohardjo, Sudariman. 2002. Pengembangan dan penggunaan overhead trasnparency. Jakarta: LAN RI.

Wiroatmodjo, Piran, Sasonohardjo, 2002. Media pembelajaran. Jakarta: LAN RI.




PEMANFAATAN MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN







Oleh
Hendrayadi, S.Pd.I
NIP. 150364473
Guru PAI SMP Negeri 24 Padang






PEMERINTAH KOTA PADANG
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 24 PADANG
TAHUN 2009

Sabtu, 09 Mei 2009

Biodata Peserta Semiloka Bandung

SEMILOKA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PAI SMP BERBASIS ICT

Tanggal 23-25 Maret 2009 di Bandung

NO

NAMA

TEMPAT TUGAS

EMAIL/NO.HP

1

Dr. Halfian Lubis, SH., MA

Kasie SMP Subdit Kurev Ditpais Depag RI

08121845584

2

Ir. Wahyu Purnomo, MT

VEDC Malang Jawa Timur

wahyupur@yahoo.com

0818537538

wahyupur.wordpress.com

3

Sugiono, S.Kom., M.Pd.

STTM Cendekia Abditama

Pamulang Kota Tangerang Selatan Banten

Email : sgn@cendekia.ac.id, onocen@yahoo.com

Web : www.ics.or.id, www.darussalam.org

08128641269

4

Saeful, S.Ag

SMPN 15 Jl. Prof. Soepomo SH Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta

ssaefulsyis@yahoo.co.id

081383508964

5

Hasyim Asy’ari, S.Ag

SMPN 99 Jl. Sirap Kayu Putih Jakarta Timur DKI Jakarta

hasyim02@yahoo.co.id

0817829260

6

Uway Suparjan, S.Ag

SMP FK Bina Muda RT.01/04 Ds. Cikuya Cicalengka Bandung Jawa Barat

uwaysuparjanbandung@yahoo.co.id

02276565246

7

Drs. Ade Sahrudin, M.Pd

SMPN 2 Jl.A. Yani no. 43 Garut Jawa Barat

adesahrudingarut@yahoo.co.id

081323150387

8

Drs.Subchi Sartono

SMPN 1 Gejayan Condongcatur Depok Sleman DI. Yogyakarta

sartonosubchi@yahoo.com

081392782171

9

Endi Suhendi, S.Ag

SMPN 3 Serpong Jl. Buana Kencana Sektor XII BSD City Serpong Kota Tangerang Selatan Banten

endiszen@gmail.com,

sendi23@yahoo.com

08151629167

10

Hendrayadi, S.Pd.I

SMPN 24 Jl. By Pass Lb. Begalung Padang Sumatera Barat

hendrayadinovie@yahoo.co.id

081374236265

11

Mukarom, S.Ag

SMPN 3 Jl. Pelabuhan III no. 100 Tj. Laut Indah Bontang Kalimantan Timur

mukaromm@yahoo.co.id

081346227367

12

Drs. Muhammad Ardi Samsuri

SMP Muhammadiyah Jl.Anyelir 2-4 Mataram Nusa Tenggara Barat

sam.ardi@yahoo.co.id

08175772391

13

Anwar, S.Ag., M.Pd.I

SMPN 35 Jl. Telkom 5 no.156 Telkomas Makassar Sulawesi Selatan

anwar.sirua@gmail.com

04115094356

14

Tolhah, S.Ag.,M.Pd

SMPN 3 Jl. Kagungan no. 7 Kota Serang Banten

tolhaht@yahoo.co.id

081316464364

15

Alia Rahmi, S.Ag.

SMPN 35, Jl. Sila Beranti no. 16 Palembang

Sumatra Selatan

rahmialia@yahoo.co.id

081273308383

16

Nor Rahman Khasani, S.Ag

SMPN 33 Jl. Gemahsari V/185 Kedungmundu Tembalang Semarang Jawa Tengah

nor.rahman@yahoo.com

0817247470

17

Sutarjo Paputungan, S.Pd.I

SMPN 1 Jl. Jaksa Agung Suprapto Kel. Limba V Kota Selatan Gorontalo

sutarjopaputungan@yahoo.co.id

081356658821

18

Drs.Ali Imron

SMPN 2 Jl. Jend. Soedirman Tapin Tengah Kalimantan Selatan

imron.simah@yahoo.co.id

081349706600

19

Ramli, S.Ag

SMPN 10, Km 15 Pondok Meja Muaro Jambi

ramlimuarojambi@yahoo.co.id

081274093879

20

Misdah, S.Ag., M.Pd

SMPN 5, Jl. Hasanudin no. 14 Pontianak

Kalimantan Barat

misdah_jamras@yahoo.co.id

085245118000

21

Irwan, S.Ag

SMPN 28 Jl. Karya Bersama no. 17 Medan Sumatera Utara

irwannst@yahoo.co.id

085262734650

22

Aat Jumiat, S.Ag

SMPN 1 Cadasari Jl Rego Km 04 Cikentrung Pandeglang Banten

jumiataat@yahoo.co.id

085959218090

23

Juliaris, S.Ag

SMPN 13 Jl. Ronggowarsito I no. 15 Gobah Pakanbaru Riau

aris.abuzaky@gmail.com

08127639099

24

H.Aep Ermana, S.Ag.,M.Si

SMPN 276 Jl. Seroja Srengseng Sawah Jakarta Selatan DKI Jakarta

ermana_de@yahoo.co.id

08888563818

25

Anan Baehaqi, S.Ag

SMPN 1 Solokan Jeruk

Jl. K. Mansyur no. 20 Majalaya Bandung Jawa Barat

abi.azkia@gmail.com

081320729325

26

Drs.Imam Komaruddin

SMPN 1 Bumi Ratu Nuban Bekri Lampung Tengah, Lampung

imam.komarudin@gmail.com

08127274488

27

Bunyamin, S.Ag., M.Si

SMPN 2 Jl. Imam Bonjol no. 25 Sungailiat Bangka Belitung

bun_yamin72@yahoo.com

085267268522

28

Mahnan Marbawi, S.Ag

SMPN 280

Jl. Cilacap no. 5 Menteng Jakarta Pusat

DKI Jakarta

ainun_marbawi@yahoo.co.id

085215531412

29

Mumu Jazuli, S. Ag

SMPN 3 Jl. Kagungan no. 7 Kota Serang Banten

mumujajaz@yahoo.co.id

081315651815

30

Drs. Abd. Aziz Rofiq

Pusat

rofiqindonesia@yahoo.com

rofiquez68@gmail.com

rofiqindonesia.blogspot.com

08128990103

31

Girmono, MA.

Pusat

girmono@ymail.com

081388565674

32

Taufiqurrahman, S.Ag

Pusat

ataufiqurahman@yahoo.co.id

08129091677

33

Muhammad Ahsan, S.Ag

Fasilitator

ahsansemarang@yahoo.co.id

08122555583

34

Vivtor Sikumbang, S.Ag

Fasilitator

vivtor_sikumbang@yahoo.co.id

08811878973

JADWAL KERJA TUGAS PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

NO

KEGIATAN

MAR

APRIL

MEI

KET

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Pemberian tugas

Ö

2

Selesai 25 %

Ö

3

Selesai 50 %

Ö

4

Selesai 75%

Ö

5

Selesai 100%

Ö

6

Mengirimkan hasil karya

Ö

7

Rencana Semiloka ICT 2

Ö

Keterangan :

  1. Hasil karya dikirim dalam rekaman VCD, dialamatkan ke Dr. H. Halfian Lubis, SH., MA, Jl. Benda Timur I C/39 Perumahan Pamulang II Kelurahan Benda Baru, Kec. Pamulang Kota Tangerang Selatan, Banten. (Atau yang sudah Anda catat)
  2. Mohon agar memanfaatkan milis : gpaiindonesia_group@yahoogropus.com untuk saling berkomunikasi.
  3. Cara bergabung dengan milis :

a. Disarankan email Anda menggunakan yahoo (misalnya : bla_bla@yahoo.com atau tralala@yahoo.co.id)

b. Buka : www.yahoogroups.com

c. Ketik : gpaiindonesia, klik search.

d. Klik : gpaiindonesia, klik joint this group.

e. Ketik ulang gambar huruf yang tersedia, klik joint

***selamatbekerja***

TUGAS PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP

NO

NAMA

SEKOLAH

KLS/

SMT

SK

KD

1

Mahnan Marbawi, S.Ag

SMPN 280

Jl. Cilacap no. 5 Menteng Jakarta Pusat

DKI Jakarta

VII/1

Al-Qur’an

1. Menerapkan Hukum bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah

1.1Menjelaskan hukum bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah

1.2Membedakan hukum bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah

1.3Menerapkan bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar

VII/2

Al-Qur’an

9. Menerapkan hukum bacaan nun mati/­tanwin dan mim mati

9.1 Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati

9.2 Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati

9.3 Menerapkan hukum bacaan nun mati/­tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar.

2.

Bunyamin, S.Ag., M.Si

SMPN 2 Jl. Imam Bonjol no. 25 Sungailiat Bangka Belitung

VII/1

Aqidah

2. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT melalui pemahaman sifat-sifatNya

2.1 Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah

2.2 Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT

2.3 Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT

2.4 Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT

VII/2

Aqidah

10. Meningkatkan keimanan kepada Malaikat

10.1 Menjelaskan arti beriman kepada Malaikat

10.2 Menjelaskan tugas-tugas Malaikat

3

Drs.Imam Komaruddin

SMPN 1 Bumi Ratu Nuban Bekri Lampung Tengah, Lampung

VII/1

Aqidah

3. Memahami Asmaul Husna

3.1 Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna

3.2 Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna

4

Uway Suparjan, S.Ag

SMP FK Bina Muda RT.01/04 Ds. Cikuya Cicalengka Bandung Jawa Barat

VII/1

Akhlak

4. Membiasakan perilaku terpuji

4.1 Menjelaskan pengertian tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar

4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar

4.3 Membiasakan perilaku tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar

IX/1

Tarikh dan Kebudayaan Islam

1. Memahami sejarah perkembangan Islam di Nusantara

1.1 Menceritakan sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui perdagangan, sosial, dan pengajaran

1.2 Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa, Sumatera dan Sulawesi

5

H.Aep Ermana, S.Ag.,M.Si

SMPN 276 Jl. Seroja Srengseng Sawah Jakarta Selatan DKI Jakarta

VII/2

Fiqih

5. Memahami ketentuan – ketentuan thaharah (bersuci)

5.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan mandi wajib

5.2 Menjelaskan perbedaan hadas dan najis

VII/2

Fiqih

12. Memahami tatacara shalat Jum’at

12.1 Menjelaskan ketentuan – ketentuan shalat Jum’at

12.2 Mempraktekkan shalat Jum’at

6

Juliaris, S.Ag

SMPN 13 Jl. Ronggowarsito I no. 15 Gobah Pakanbaru Riau

VII/1

Fiqh

6.Memahami tatacara shalat

6.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan shalat wajib

6.2 Memperaktikkan shalat wajib

VII/1

Fiqh

7 Memahami tatacara shalat jamaah dan munfarid (sendiri)

7.1 Menjelaskan pengertian shalat jama’ah dan munfarid

7.2 Memperaktikkan shalat jama’ah dan shalat munfarid

7

Aat Jumiat, S.Ag

SMPN 1 Cadasari Jl Rego Km 04 Cikentrung Pandeglang Banten

VII/1

Tarikh dan Kebudayaan Islam

8 Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW

8.1 Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW

8.2 Menjelaskan misi nabi Muhammad untuk semua manusia dan bangsa

VII/2

Tarikh dan Kebudayaan Islam

14.Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW

14.1Menjelaskan misi Nabi Muhammad SAW untuk menyempurna­`kan akhlak, membangun manusia mulia dan bermanfaat

14.2Menjelaskan misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat

14.3Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat dalam menghadapi masyarakat Makkah

8

Anan Baehaqi, S.Ag

SMPN 1 Solokan Jeruk

Jl. K. Mansyur no. 20 Majalaya Bandung Jawa Barat

VII/2

Akhlak

11. Membiasakan perilaku terpuji

11.1Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet dan teliti

11.2Menampilkan contoh perilaku kerja keras, tekun, ulet, dan teliti

11.3 Membiasakan perilaku kerja keras, ulet, tekun dan teliti

9

Irwan, S.Ag

SMPN 28 Jl. Karya Bersama no. 17 Medan Sumatera Utara

VII/2

Fiqh

13. Memahami tatacara shalat jama’ dan qashar

13.1Menjelaskan shalat jama’ dan qashar

13.2 Mempraktekkan shalat jama’ dan qashar

10

Misdah, S.Ag., M.Pd

SMPN 5, Jl. Hasanudin no. 14 Pontianak

Kalimantan Barat

VIII/1

Al-Qur’an

1. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra

1.1 Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra

1.2 Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar.

VIII/2

Al-Qur’an

10.Menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf

10.1Menjelaskan hukum bacaan mad dan waqaf

10.2Menunjukkan contoh hukum bacaan mad dan waqaf dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an

10.3 Mempraktikkan bacaan mad dan waqaf dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an

11

Ramli, S.Ag

SMPN 10, Km 15 Pondok Meja Muaro Jambi

VIII/1

Aqidah

2. Meningkatkan keimanan kepada Kitab-kitab Allah

2.1Menjelaskan pengertian beriman kepada Kitab-kitab Allah

2.2Menyebutkan nama Kitab-kitab Allah SWT yang di turunkan kepada para Rasul

2.3 Menampilkan sikap mencintai Al-Qur’an sebagai Kitab Allah

VIII/2

Aqidah

11.Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah

11.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah

11.2 Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul Allah

11.3 Meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW

12

Drs.Ali Imron

SMPN 2 Jl. Jend. Soedirman Tapin Tengah Kalimantan Selatan

VIII/1

Akhlak

3. Membiasakan perilaku terpuji

3.1 Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakkal

3.2 Menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakkal

3.3 Membiasakan perilaku zuhud dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.

VIII/2

Akhlak

12. Membiasakan perilaku terpuji

12.1Menjelaskan adab makan dan minum

12.2Menampilkan contoh adab makan dan minum

13.3 Memperaktekkan adab makan dan minum dalam kehidupan sehari-hari

13

Sutarjo Paputungan, S.Pd.I

SMPN 1 Jl. Jaksa Agung Suprapto Kel. Limba V Kota Selatan Gorontalo

VIII/1

Akhlak

4. Menghindari perilaku tercela

4.1Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah

4.2Menyebutkan contoh - contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah

4.3Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah dalam kehidupan sehari-hari.

VIII/2

Akhlak

13. Menghindari Perilaku tercela

13.1Menjelaskan pengertian perilaku dendam dan munafik

13.2Menjelaskan ciri-ciri pendendam dan munafik

13.3 Menghindari perilaku pendendam dan munafik dalam kehidupan sehari-hari

14

Nor Rahman Khasani, S.Ag

SMPN 33 Jl. Gemahsari V/185 Kedungmundu Tembalang Semarang Jawa Tengah

VIII/1

Fiqih

5. Mengenal tatacara shalat sunnat

5.1Menjelaskan ketentuan shalat sunnat rawatib

5.2 Memperaktikkan shalat sunnat rawatib

15

Alia Rahmi, S.Ag.

SMPN 35, Jl. Sila Beranti no. 16 Palembang

Sumatra Selatan

VIII/1

Fiqih

6. Memahami macam-macam sujud

6.1 Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah

6.2 Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah

6.3 Memperaktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah

16

Saeful, S.Ag

SMPN 15 Jl. Prof. Soepomo SH Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta

VIII/2

Fiqh

7. Memahami tatacara puasa

7.1Menjelaskan ketentuan puasa wajib

7.2Memperaktekkan puasa wajib

7.3Menjelaskan ketentuan puasa sunnah Senin – Kamis, Syawal, dan Arafah

7.4Memperaktikkan puasa sunnah Senin – Kamis, Syawal, dan Arafah

VIII/2

Fiqh

8. Memahami zakat

8.1Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat mal

8.2Membedakan antara zakat fitrah dan zakat mal

8.3Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat fitrah dan zakat mal

8.4 Memperaktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat mal

17

Tolhah, S.Ag.,M.Pd

SMPN 3 Jl. Kagungan no. 7 Kota Serang Banten

VIII/1

Tarikh dan Kebudayaan Islam

9. Memahami Sejarah Nabi

9.1Menceritakan sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan

9.2 Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat di Madinah

VIII/2

Tarikh dan Kebudayaan Islam

15. Memahami sejarah dakwah Islam

15.1 Menceritakan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan Islam sampai masa Abbasiyah

15.2 Menyebutkan tokoh ilmuwan muslim dan perannya sampai masa daulah Abbasiyah.

18

Drs.Subchi Sartono

SMPN 1 Gejayan Condongcatur Depok Sleman DI. Yogyakarta

VIII/2

Akhlak

14. Memahami hukum Islam tentang hewan sebagai sumber bahan makanan

14.1Menjelaskan jenis-jenis hewan yang halal dan haram dimakan

14.2Menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang diharamkan.

19

Anwar, S.Ag., M.Pd.I

SMPN 35 Jl. Telkom 5 no.156 Telkomas Makassar Sulawesi Selatan

IX/1

Al-Qur’an dan Al-Hadits

1. Memahami Ajaran Al Qur’an surat At-Tin

1.1 Membaca QS At-Tin dengan tartil

1.2 Menyebutkan arti QS At-Tin

1.3 Menjelaskan makna QS At-Tin

IX/2

Al-Qur’an dan Al Hadits

8. Memahami Al-Qur’an surat Al-Insyirah

8.1 Menampilkan bacaan QS Al-Insyirah dengan tartil dan benar

8.2 Menyebutkan arti QS Al-Insyirah

8.3 Mempraktikkan perilaku dalam bekerja selalu berserah diri kepada Allah seperti dalam QS Al-Insyirah

20

Drs. Muhammad Ardi Samsuri

SMP Muhammadiyah Jl.Anyelir 2-4 Mataram Nusa Tenggara Barat

IX/1

Al Qur’an dan Al-Hadits

2. Memahami Ajaran Al – Hadits tentang menuntut ilmu

2.1 Membaca hadits tentang menuntut ilmu

2.2 Menyebutkan arti Hadits tentang menuntut ilmu

2.3 Menjelaskan makna menuntut ilmu seperti dalam Al-Hadits

IX/2

Al Qur’an dan Al-Hadits

9. Memahami Ajaran Al – Hadits tentang kebersihan

9.1 Membaca hadits tentang kebersihan

9.2 Menyebutkan arti hadits tentang kebersihan

9.3 Menampilkan perilaku bersih seperti dalam hadits

21

Mukarom, S.Ag

SMPN 3 Jl. Pelabuhan III no. 100 Tj. Laut Indah Bontang Kalimantan Timur

IX/1

Aqidah

3. Meningkatkan keimanan kepada Hari Akhir

3.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada Hari Akhir

3.2 Menyebutkan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hari Akhir

3.3 Menceritakan proses kejadian kiamat sughro dan kubro seperti terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits

IX/2

Aqidah

10. Meningkatkan keimanan kepada Qadha dan Qadhar

10.1 Menyebutkan ciri-ciri beriman kepada qadha dan qadhar

10.2 Menjelaskan hubungan antara qadha dan qadhar

10.3 Menyebutkan contoh-contoh qadha dan qadhar dalam kehidupan sehari-hari

10.4 Menyebutkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan qadha dan qadhar.

22

Hendrayadi, S.Pd.I

SMPN 24 Jl. By Pass Lb. Begalung Padang Sumatera Barat

IX/1

Akhlak

4. Membiasakan perilaku terpuji

4.1 Menjelaskan pengertian qana’ah dan tasamuh

4.2 Menampilkan contoh perilaku qana’ah dan tasamuh

4.3 Membiasakan perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan sehari-hari.

IX/2

Akhlak

11. Menghindari perilaku tercela

11.1 Menyebutkan pengertian takabbur

11.2 Menyebutkan contoh-contoh perilaku takabbur

11.3 Menghindari perilaku takabbur dalam kehidupan sehari-hari

23

Endi Suhendi, S.Ag

SMPN 3 Serpong Jl. Buana Kencana Sektor XII BSD City Serpong Kota Tangerang Selatan Banten

IX/1

Fiqih

5. Memahami hukum Islam tentang penyembelihan hewan

5.1Menjelaskan tatacara penyembelihan hewan

5.2Menjelaskan ketentuan aqiqah dan qurban

5.3 Memperagakan cara penyembelihan hewan aqiqah dan hewan qurban

IX/2

Fiqih

12. Memahami tatacara berbagai shalat sunnah

12.1 Menyebutkan pengertian dan ketentuan sholat sunnat berjamaah dan munfarid

12.2 Menyebutkan contoh shalat sunnat berjamaah dan munfarid

12.3 Mempraktikkan shalat sunnat berjamaah dan munfarid dalam kehidupan sehari-hari.

24

Drs. Ade Sahrudin, M.Pd

SMPN 2 Jl.A. Yani no. 43 Garut Jawa Barat

IX/1

Fiqh

6. Memahami hukum Islam tentang Haji dan Umrah

6.1 Menyebutkan pengertian dan ketentuan haji dan umrah

6.2 Memperagakan pelaksanaan ibadah haji dan umrah

25

Hasyim Asy’ari, S.Ag

SMPN 99 Jl. Sirap Kayu Putih Jakarta Timur DKI Jakarta

IX/2

Tarikh dan Kebudayaan Islam

13. Memahami sejarah tradisi Islam Nusantara

13.1 Menceritakan seni budaya lokal sebagai bagian dari tradisi Islam

13.2 Memberikan apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara.